Sabtu, 13 September 2014

Lelah,

Aku lelah,

Ya, aku lelah, diam berdiri disini menunggu untuk sesuatu yang bahkan aku tidak pernah tau akan datang kembali atau tidak.
Ya, aku masih menunggumu, aku masih berdiri di tempat yang sama seperti pertama kali kamu pergi.
Ya, hatiku masih kokoh berdiri bersama dengan lautan cerita dan kenangan yang pernah kita bangun dan kita lalui tiap hari.
Ya, pikiranku masih terus tak berhenti berpikir tiap kali namamu disebut.
Ya, jantungku masih merasakan debaran yang sama seperti saat dulu kamu ada di dekatku.
Ya, semuanya masih sama.

Aku lelah,

Aku mencoba terus berlari menjauhi segala hal tentangmu yang sesungguhnya tak ingin ku dengar lagi.
Aku mencoba terus berusaha untuk tak lagi membangkitkan segala kenangan tentang kita.
Aku mencoba tidak lagi mengharapkan kamu kembali.

Karena aku lelah,
Aku lelah harus menahan semua perasaanku yang tak kunjung mati.
Aku lelah harus menunggumu sendiri disini, sedangkan kamu jauh lebih nyaman berlari.
Aku lelah harus berpura-pura semuanya tak pernah terjadi.

Biarkan aku pergi,
Aku sudah lelah, sayang.
Aku lelah terus menanti.

Tapi, mengapa semuanya tak kunjung berakhir?

Rabu, 27 Agustus 2014

Amnesia

"I wish that I could woke up with amnesia, and forget about that stupid little things."

Amnesia, 5 seconds of summer.


Senin, 11 Agustus 2014

Sesederhana itu,



Inginku saat ini, cukup sederhana.
Aku ingin melihat wajahmu kembali setiap membuka pintu.
Aku ingin mendengarr suaramu saat akan terlelap dan tidur.
Aku ingin kembali melihat sosokmu dari balik jendela.
Aku ingin duduk bersamamu dalam setiap sunyinya malam.
Aku ingin berbagi cerita dan mengukir cerita lainnya ditemani langkahmu.

Mungkin, harapku terlalu tinggi.
Mauku, menjadi orang yang kau pilih diantara deretan mereka yang jauh lebih sempurna.
Mauku, menjadi orang yang kau rebut hatinya dan kemudian kau jaga sampai nanti.
Mauku, menjadi orang yang menemanimu saat sakit dan sepi melanda.
Mauku, menjadi orang yang pertama kau datangi saat terbesit dibenakmu kata "Rindu"

Namun, semua seakan mimpi.
Kau mengucapkan "Aku harus pergi"
Sesederhana itu kamu pergi, namun tak sesederhana itu perih yang kau beri.
Kau pergi membawa seluruh hati ini.
Dan tak memberi kesempatanku untuk mengungkapkan isi hati.

Dan aku sadar diri,

Aku hanya seorang wanita yang mendambakan senja yang indah bersamamu,
Aku hanyalah sebutir harapan kecil yang pernah dulu sangat kau ingini namun sekarang tak lagi,
Aku hanya gadis yang memimpikan sesesok lelaki yang kuingini.

Tapi, sesosok itu telah pergi,
Berlari, bahkan tanpa henti.

Mungkin, pada akhirnya,
Keinginanku, tidaklah sesederhana yang pernah terpikir.


Untukmu,
Sosok yang selalu membawaku kembali pulang.

Minggu, 10 Agustus 2014

Move on

Move on,

Terakhir kali bertemu, hanya itu yang kamu katakan. Aku masih ingat. "Move on"

Andaikan semudah itu melakukannya, sudah ku lakukan tanpa pernah kau minta.
Andaikan semudah itu pergi darimu, aku sudah pergi
Andaikan semudah itu meninggalkan kenangan yang sudah kita bangun, aku sudah lari.
Andaikan semudah itu melepaskan segala rasa dan harapan, aku sudah memilih untuk tidak berdiam diri.

Bukan karena aku tak mau, sayang.
Aku butuh waktu, waktu agar terbiasa tidak hidup tanpa melihat senyum dan tawa untukku darimu kembali. Butuh waktu agar aku terbiasa melihat bahwa tak ada kamu lagi di sini. Butuh waktu agar aku terbiasa menghapus airmata dan segala kesedihan sendiri. Butuh waktu untuk melihatmu berbagi kebahagiaanmu tanpa ada aku yang menemani.

Karena, sampai detik ini, rasanya hati ini belum mau pergi.
Rasanya perasaan ini tak mau lari. Aku mencoba terus pergi membawa segenap rasa dan harapanku lari. Lari bersama hembusan angin, membawanya pergi ke tempat yang lebih tinggi, sehingga tak mampu ku gapai kembali.

Tapi yang ku lakukan sepertinya tak berhasil.
Rasa itu justru semakin dalam, seperti sumur yang tak berujung. Seperti langit yang tak dapat kau temui akhirnya.

Aku memilih disini, menatap punggungmu yang semakin jauh pergi.

Menunggu dalam diam

"Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding hanya bisa menunggu, bahkan mencintamu dalam diam"

Sosokmu masih terlihat jelas, bahkan tak memudar.
Aku mencoba berlari, melawan arah, melawan semua rasa, namun yang ku temukan hanyalah sosokmu yang semakin jelas terlihat.
Bayangmu seperti hantu, ada dimana-mana.
Nafasmu seperti angin, berhembus setiap saat.

Punggung mu masih dapat ku lihat, namun tak lagi dapat ku rasakan. Bahkan tawamu masih terdengar jelas meskipun tak lagi bersama.
Semakin lama, hati ini terasa semakin rapuh, karena kamu tak lagi dalam jangkauan.
Namun, harapan ini seperti tak pernah pergi dan memudar.

Aku harus sadar diri.

Kamu pergi, menimbulkan sepi.
Kamu pergi, membawa seluruh cintaku lari.
Kamu pergi, membawa semua harapanku mati.

Namun, pada akhirnya bayangmu tetap menghantui.
Aku mengerti kau tak bisa kembali, namun pada akhirnya, aku tetap memilih disini.
Berdiri,
Menatapmu dalam sepi,
Berharap kau tak kan pernah lari.

Seutas perasaan rindu, untukmu

Aku tak menyangka bahwa hanya dengan merindukanmu, dapat membawa kembali semua kenangan yang pernah kita lalui bersama.
Tidak, ini bukan sakit yang ku rasa.
Hanya rindu yang tak mampu ketemui ujungnya.



Dari aku,
Yang merindukanmu

Minggu, 03 Agustus 2014

Jika,


Jika waktu dapat berputar kembali, mau kah kau memberikan waktumu padaku lagi?
Jika waktu dapat berputar kembali, mau kah kau duduk bersama ku disini?
Jika waktu dapat berputar kembali, mau kah kau merasakan pelukanku kembali?
Jika waktu dapat berputar kembali, mau kah kau tertawa bersama ku lagi?
Jika waktu dapat berputar kembali, mau kah kau kembali bersamaku lagi?